Selasa, 21 Juni 2011

Isi Otak Laki laki lebih dari sekedar Seks



Anggapan bahwa laki-laki sering menggampangkan masalah karena otaknya sangat sederhana ternyata tak sepenuhnya benar. Isi otak laki-laki tidak sesederhana seperti urusan seks dan perempuan saja. Terdapat perbedaan mengenai otak laki-laki dan perempuan terutama dalam cara menggoda, cara seseorang melawan dan cara berkembang. Memang dari jaman purba dulu laki-laki dan perempuan sudah sangat berbeda.
Seorang ahli neuropsikiatris Dr Louann Brizendine menuturkan otak laki-laki tidak sesederhana yang orang pikirkan tapi begitu kompleks, yaitu:

1. Benarkah laki-laki hanya memiliki pikiran seks yang menggila?

Kemungkinan itu hanya lambang dari pengalaman perempuan saja daripada melihat yang sebenarnya terjadi di otak laki-laki.
Tentu saja seorang laki-laki mencari dan mencari tentang seks, tapi laki-laki juga memilih orang yang akan dijadikan pasangannya. Memang diperkirakan daerah otak laki-laki 2,5 kali lebih besar dalam hal pengejaran seks dibandingkan perempuan.

2. Bagaimana seks dan cinta bisa berhubungan?

Jalur seks melepaskan hormon dopamin dalam jumlah besar yang bisa memberikan kesenangan. Sistem ini biasanya dipicu selama seks dan orgasme yang kemudian kembali lagi ke otak, membuat seseorang ingin melakukannya lagi dan lagi sehingga menjadi pengalaman yang indah.
Pada beberapa poin tertentu, jalur cinta dan jalur seks saling berkaitan bersama. Sehingga gabungan jalur ini membantu seseorang mengidentifikasi orang tersebut sebagai “the one” yang mengungkapkan adanya hubungan antara cinta dan seks.

3. Gen mempengaruhi kesetiaan.

Dalam hal ini dibicarakan gen reseptor vasopressin. Pada percobaan yang dilakukan dengan tikus, imuwan menemukan bahwa jika gen tersebut panjang maka membuat tikus menjadi monogami atau setia. Tikus montana yang memiliki versi reseptor gen vasopressin pendek disuntikkan gen yang panjang di bagian otak, dan didapatkan tikus tersebut menjadi monogami.
Sejauh ini penelitian pada manusia telah diidentifikasi, didapatkan sekitar 17 panjang gen reseptor vasopressin yang berbeda-beda. Beberapa studi menunjukkan laki-laki yang memiliki versi lebih panjang memungkinkan untuk menikah dan sang istri menuturkan bahwa mereka memang memiliki pernikahan serta belum ada tindakan ketidaksetiaan apapun. Sedangkan laki-laki yang memiliki gen lebih pendek, cenderung menjadi bujangan.

4. Perempuan dan laki-laki memiliki proses emosi yang berbeda.

Terdapat mirror-neuron system (MNS) yang memungkinkan seseorang melihat eskpresi wajah dan tahu apa yang dirasakan orang tersebut. Pada laki-laki biasanya mereka melakukan hal ini sangat cepat di MNS dan bergerak cepat untuk mengetahui apa yang terjadi. Kemudian mereka beralih ke sistem lain yang disebut temporal parietal junction system (TPJ), yaitu sistem yang mencari cara untuk memperbaiki masalah. Sedangkan perempuan melakukan hal yang lama pada MNS.

5. Apa yang terjadi ketika seorang laki-laki menjadi seorang ayah?

Hormon testosteron akan menurun dan hormon prolaktin akan meningkat di otak laki-laki, ini karena ia mencium hormon feromon dari istrinya yang hamil.
Pada saat bayi sudah lahir, maka ia mampu mendengar tangisan bayi dengan lebih baik, jadi sistem persepsi auditorinya berubah dan dorongan seksnya telah menurun seiring dengan berkurangnya hormon testosteron.

Sumber: http://semut-angkrang.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar